Tips Menambah Ilmu dan Amal
TIPS MENAMBAH ILMU
DAN AMAL DI TENGAH PANDEMI COVID-19
Ada sebuah ungkapan
yang sangat bermanfaat yang saya temukan dari sebuah artikel. Pada suatu waktu
sahabat Rasul, Muadz pernah berdialog dengan Rasulullah,
“Setiap berada di
pagi hari, aku menyangka tidak akan menemui lagi waktu sore. Dan setiap berada
di waktu sore, aku menyangka tidak akan mencapai lagi waktu pagi.”
Jika kita sadar saat
di pagi hari tidak ada jaminan bahwa akan sampai sore hari. Kita akan bergegas melakukan
amal. Beramal yang baik adalah berlandaskan ilmu yang tepat. Maka dari itu,
ilmu dan amal adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
“Ilmu tanpa
diamalkan (diaplikasikan) menjadi sia-sia. Amal tanpa ilmu (yang tepat) maka
akan membinasakan.”
Materi kita hari ini
menjadi unik karena terdapat kata “DITENGAH PANDEMI”. Pada kondisi normal kita
tau bahwa ada banyak Tips menambah ilmu
dan amal yang bisa kita lakukan. Akan tetapi, bagaimana dengan masa pandemi
Covid-19 ini?
Pada masa pandemi Covid-19 ini, kita dituntut untuk menerapkan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini membuat kita harus membatasi
banyak aktivitas, termasuk diantaranya menuntut ilmu dan beramal. Oleh karena keadaan
ini, kita terpacu untuk memikirkan cara kreatif serta inovatif dalam menambah
ilmu dan beramal.
Sebelumnya, saya
ingin katakan bahwa saya bukanlah orang yang sangat kreatif atau inovatif. Akan
tetapi, saya meyakini bahwa semua manusia itu dikaruniai kemampuan untuk menemukan
cara “unik” bagi kebaikan dirinya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya apabila
saya berbagi tentang cara yang saya miliki yang mungkin saja juga dibutuhkan
oleh orang lainnya.
Pada kesempatan ini,
saya akan membagi bahasan menjadi dua bagian. Pertama tentang tips menambah
ilmu dan kedua tentang tips menambah amal.
Mari kita awali
dengan Bismillah…
TIPS MENAMBAH ILMU
Pada kesempatan ini,
saya bukan ingin berbicara tentang harus membaca buku, majalah atau yang
sejenis dengannya. Karena, saya anggap kita telah mengetahui hal dasar itu. Disini
saya akan berbagi tentang kiat cerdas agar proses menambah ilmu menjadi lebih
produktif dan berkualitas. Mari kita mulai tips yang pertama…
1.
Buatlah Tujuan/Cita-cita
Tujuan ibarat Kitab Suci, kompas dan target panahan.
Memberikan gambaran jelas kemana arah akan dituju.
Kita menyadari bahwa ilmu itu banyak, beraneka ragam.
Ibarat kompas, terdapat beberapa arah. Tidak jarang kita menjadi bingung dalam
menentukan ilmu yang ingin kita kuasai.
Oleh karena itu, kita harus memiliki tujuan. Karena, hal
ini akan memudahkan kita dalam menentukan ilmu apa yang akan kita kuasai/ kita
tambah.
Tujuan bisa menyesuaikan dengan apa yang kita sukai,
dengan apa yang kita ingin kuasai, dengan apa yang menjadi tuntutan kita saat
ini (misalnya jurusan di kuliah) dan lain sebagainya.
Contoh
Kita ingin menjadi seorang penulis. Salah satu ilmu yang
harus kita kuasai adalah strategi menulis. Dengan mengetahui hal ini, kita dapat
lebih fokus. Kita tidak akan menjadi bingung atau salah dalam menentukan
pilihan dalam menambah ilmu.
Kesimpulan nya adalah Tujuan akan memudahkan kita dalam
menambah ilmu yang tepat guna.
2.
Mulailah dari Dasar
Hal ini sepertinya sederhana, akan tetapi betapa banyak
para penuntut ilmu mejadi putus asa dalam menekuni suatu bidang ilmu,
dikarenakan tidak mengetahui dasar-dasar dari ilmu yang ia tekuni.
Memulai belajar dari dasar akan membuat kita sampai pada
derajat faham. Sehingga, kita bukan hanya sekedar tahu. Faham akan suatu hal
akan memudahkan kita memecahkan kesulitan yang mungkin kita alami di kemudian
hari.
Keuntungan lain dari tips ini adalah kita akan semakin
termotivasi untuk terus melakukan sesuatu “menambah ilmu”. Mengapa demikian?
Kita pasti pernah merasakan bahwa semangat semakin
terpacu saat kita berhasil menyelesaikan suatu tahapan/pekerjaan. Memulai
belajar dari dasar akan membuat kita terus termotivasi untuk melanjutkan
tahapan yang kita jalani.
3.
Manajemen Waktu
Manajemen waktu yang dimaksudkan adalah menjadwalkan
waktu khusus untuk menambah ilmu. Membuat jadwal khusus sangat penting untuk dilakukan. Karena, secara tidak langsung kita akan termotivasi untuk mentaati jadwal yang telah dibuat. Seperti halnya mentaati jadwal kuliah atau jadwal
pertemuan/rapat rutin kita.
Penjadwalan ini bisa disesuaikan dengan keadaan
aktivitas dan kondisi emosional kita. Mungkin lebih kita kenal dengan mood
kita. Pada kesempatan ini saya akan membagikan sedikit tips dalam memanajemen
waktu. Tips ini saya dapatkan dari buku yang berjudul Prophetic Learning
karangan Dwi Budiyanto. Dia membagi waktu menjadi tiga bagian, seperti berikut
ini :
1) Pagi hari untuk
aktivitas yang berhubungan dengan menghafal;
2) Siang hari untuk
aktivitas yang berhubungan dengan menulis;
3) Malam hari untuk
aktivitas yang berhubungan dengan mengkaji/analisis (melibatkan pikiran yang
lebih berat).
Cara ini
adalah opsional, kita bisa menyesuaikan dengan keadaan waktu dan mood kita.
Akan tetapi, kapanpun waktunya tetaplah harus dijadwalkan. Hal ini memudahkan
kita untuk berkomitmen dalam melakukannya.
4.
Miliki Guru
Saya tidak menyanggah opini yang berbunyi “guru bukanlah
satu-satunya tempat mendapatkan ilmu”. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri
bahwa guru adalah sosok pembimbing yang tidak bisa dihilangkan atau di
gantikan. Mengapa?
Karena, guru tidak hanya pandai menyampaikan apa yang
kita inginkan. Meskipun tujuannya adalah ilmu yang tersampaikan, ia akan
mencari cara terbaik untuk membuat kita memahami apa yang kita inginkan secara
tepat dan cermat. Inilah salah satu keutamaan guru.
Tapi, bagaimana cara berguru di saat pandemi Covid-19
seperti ini?
Hari ini kita benar-benar merasakan betapa bermanfaatnya
kecanggihan teknologi. Saat dahulu kita hanya memanfaatkan teknologi dalam
membantu sebagian kecil aktivitas “kebaikan” kita. Namun sekarang, peran
teknologi sangat mendominasi.
Seiring berkembangnya teknologi, media pembelajaran juga
semakin berkembang. Ada beragam fasilitas “online” yang bisa kita gunakan.
Mulai dari gratis hingga yang berbayar.
Permasalahan sekarang bukan tentang fasilitas melainkan
tentang tujuan kita. Keinginan kuat mewujudkan tujuan akan sangat berpengaruh
terhadap produktivitas (bertambahnya ilmu) kita.
Aktivitas boleh terbatas akan tetapi ilmu tetap bisa
mengalir kapanpun dan dimanapun kita. Gunakan sarana yang paling kita sukai.
Misalnya kita lebih suka belajar dengan media bergambar, video visual adalah
pilihan yang tepat. Tentukan cara ternyaman untuk menambah ilmu kita.
5.
Sabar
Memahami ilmu secara mendalam tidak bisa terjadi dalam
sekejap mata. Betapa banyak pembelajaran kilat yang ditawarkan namun tidak
memberi dampak seperti yang di sampaikan. Mengapa hal ini terjadi?
Hal ini terjadi karena manusia membutuhkan proses dalam
memahami ilmu. Proses ini akan melahirkan tahapan-tahapan. Setiap manusia
memiliki level kemampuan yang berbeda-beda dalam menguasai setiap tahapan.
Ilmu bagaikan berlian di lautan yang dalam. Hanya orang yang
rela berkorban yang pantas mendapatkannya. Hal inilah yang mendasari mengapa
kita harus sabar dalam menekuni (menambah) ilmu.
6.
Berdoalah
Kita harus menyadari bahwa kita adalah makhluk Allah Swt.
Allah memiliki kuasa dalam mengadakan apa yang Dia kehendaki dan menghilangkan
apa yang Dia kehendaki.
Ilmu adalah karunia dari-Nya. Dia memiliki kuasa untuk
memberikan kepada siapa yang dikehendaki. Dan Dia memiliki kuasa untuk
menghilangkan dari siapa yang Dia kehendaki.
Mu’awwiyah ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa
yang dikehendaki Allah sebagai penyebar kebaikan, Allah pasti memahamkan
kepadanya urusan agama ini.” (Muttafaq ‘alaih)
Dari informasi di atas, kita dapat mengetahui bahwa
Allah akan memilih siapa yang pantas memiliki ilmu yang bermanfaat (membawa
kebaikan dunia akhirat). Semoga kita adalah salah satu diantaranya.
TIPS MENAMBAH AMAL
1.
Awali semuanya
dengan Tobat
Dosa adalah noda yang menghalangi hati (seorang hamba)
untuk terhubung dengan Allah Swt. Amal yang kita lakukan tentu karena Allah dan
bukan karena selainnya. Oleh karena itu, membersihkan noda menjadi wajib agar
amal bisa sampai kepada Allah ta’ala. Mengapa demikian? Karena Allah mencintai
orang-orang yang suka bertobat. Selain itu, tobat akan memudahkan kita
mendapatkan pertolongan (Allah) dalam melakukan kebaikan/amalan.
“…dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nur : 31)
2.
Luruskan Niat
Segala perbuatan tergantung pada niatnya. Karena semua
orang akan mendapatkan balasan sesuai niatnya. Jika perbuatan kita diniatkan karena
Allah dan Rasul-Nya, maka perbuatan kita untuk Allah dan Rasul-Nya. Jika
perbuatan kita diniatkan karena ingin memperoleh dunia, maka kita hanya akan
memperoleh balasan dunia saja.
Tiada perbuatan yang akan berbuah pahala kecuali
dilandasi dengan niat karena Allah. Oleh karena itu, sangat penting meluruskan
niat sebelum memulai, melakukan dan setelah berakhirnya suatu amalan. Supaya
amalan yang kita lakukan benar-benar menambah pahala /kebaikan.
“Jika hanya Allah yang kau tuju Dunia akan datang kepadamu
dalam keadaan tunduk.” dr. Gamal Albin Said.
3.
Menyegerakan Kebaikan
Tips menambah amal berikutnya adalah dengan menyegerakan
kebaikan. Mengapa harus menyegerakan kebaikan? Karena, betapa banyak kebaikan
berakhir sebatas wacana disebabkan oleh menunda melakukan kebaikan itu.
Pagi ini kita ingin beribadah, tiba-tiba ada notifikasi
dari handphone. Kita akan dihadapkan pada pilihan yang terlihat mulia. Yaitu,
melihat notifikasi yang masuk lalu mengabaikannya. Apakah yang terjadi adalah
seperti ekspektasi kita? Hampir seluruh dari kita tidak demikian, yang terjadi
adalah kita terkejut ketika melihat waktu telah berlalu 30 menit bahkan 1 jam.
Bagaimana dengan ibadahnya? Rata-rata dari kita tidak
nafsu lagi untuk mengerjakan atau tetap dikerjakan tetapi tidak berkesan. Selesai
begitu saja. Tidak menambah semangat untuk beribadah apalagi termotivasi untuk
terus memperbaiki diri. Mengapa? Karena ibadah kita hanya sebatas melepas
kewajiban. Bukan karena kebutuhan.
“…Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan…”
(QS. Al-Baqarah : 148)
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran : 133)
Bersegeralah melakukan kebaikan (amal), jangan tunda
atau dinomor duakan. Karena setan sangat pandai mencari celah untuk menghalangi
kita dari kebaikan.
4.
Istiqamah
Sesungguhnya amal yang paling di sukai oleh Allah itu
adalah amal yang Istiqamah, walaupun hanya sedikit. Istiqamah ini Allah
berkahi. Bahkan, saking sayangnya Allah dengan orang yang Istiqamah, Allah
tetap mencatat kebaikan meski dia tidak melakukan kebaikan yang biasa ia
lakukan dikarenakan ada alasan yang tidak bisa dihindari.
Misalnya kita rutin melaksanakan shalat berjamaah di
masjid. Akan tetapi karena keadaan hari ini, kita tidak bisa menunaikan shalat
berjamaah di masjid. Lalu kita melaksanakan shalat di rumah. Maka insya Allah,
pahala yang akan di catat adalah sebanding dengan kita melaksanakan shalat di
masjid. Bukan hanya shalat saja, semua jenis kebaikan yang Istiqamah kita
lakukan, maka akan dibalas sempurna oleh Allah Swt.
MOTIVASI TAMBAHAN
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Di antara kebaikan islam seseorang adalah
meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan lainnya
semisal itu pula) [HR. Tirmidzi, no. 2317; Ibnu Majah, no. 3976. Syaikh
Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih].
Pelajaran hadits,
Hadits ini mengandung makna bahwa di antara
kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat baik berupa
perkataan atau perbuatan. (Jaami’ Al-‘Ulum
wa Al-Hikam, 1:288)
Faedah hadits,
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku
adil dan berbuat kebajikan.” (QS. An-Nahl: 90)
Tanda baiknya seorang muslim adalah dengan ia melakukan setiap kewajiban. Juga di antara tandanya adalah meninggalkan yang haram sebagaimana sabda Nabi Saw.,
“Seorang muslim (yang baik) adalah yang tangan dan lisannya tidak menyakiti orang lain.” (HR. Bukhari, no. 10 dan Muslim, no. 40).
Kata Ibnu Rajab rahimahullah, “Mayoritas perkara yang tidak bermanfaat muncul dari lisan yaitu lisan yang tidak dijaga dan sibuk dengan perkataan sia-sia” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:290).
“Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah mengurangi berbicara dalam hal yang tidak bermanfaat.”(HR. Ahmad, 1: 201. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan adanya syawahid –penguat-).
“Sesungguhnya Allah mencintai tiga hal dan membenci tiga hal. Perkara yang dicintai adalah sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit bicara. Sedangkan perkara yang dibenci adalah banyak bicara, banyak makan, dan banyak tidur.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman, 5:48).
Komentar
Posting Komentar